MENGIDENTIFIKASI MASALAH KEBIDANAN KOMUNITAS.
A. Unsafe
abortion
Definisi
menurut WHO, 1998: presedur melakukam terminasi (pegertian) kehamilan
yang tidak diinginkan (unwanted pregnancy) oleh tenaga kurang terampil
(medis/non medis) alat tidak memenuhi syarat kesehatan dan lingkungan tidak
memenuhi.
Ciri-ciri
unsafe abortion
Dilakukan oleh tenaga medis / non
medis
Kurangnya
pengetahuan baik pelaku ataupun tenaga pelaksana
Kurangnya
fasilitas dan sarana
Status
illegal.
Alasan
wanita tidak menginginkan kehamilan
Alasan
kesehatan : tidak cukup sehat untuk hamil
Alasan
psikologi : ibu tidak sendirian, tidak ingin punya anak lagi
Kehamilan
di luar nikah
Masalah
ekonomi : menambah anak akan menambah beban ekonomi
Masalah
sosial : khawatir akan adanya penyakit keturunan
Kehamilan
akibat korban perkosaan
Kegagalan
permakaian alat kontrasepsi
Peran bidan
dalam mencegah unsafe abortion
Pendidikan
seks
Bekerjasama
dengan tokoh agama dalam penndidikan agama
Pendidikan
SDM
Penyuluhan
abortion dan bahayanya
Kebijakan
DEPKES untuk mencegah komplikasi/ kematian akibat arbortus
Mencegah
kehamilan tak diinginkan melalui program KB , pendidikan kesehatan reproduksi,
moral dan agama
Legalisasi
abortus karena alasan medis
Mengembangkan
APK (asuhan Pasca Keguguran)
Dampak
unsafe abortion
Dampak
sosial : biaya lebih banyak , dilakukan secara sembunyi-sembunyi
Dampak
kesehatan : aburtus tidak lengkap (incomplete abortio) yang bisa menyebabkan
nyeri pelvis sampai pendarahan terus menerus. Sepsi yaitu infeksi yang
eksistensif sampai seluruh tubuh
Dampak
psiokogis : trauma
Agar
arborsi aman
Informed
consent
Harus sesuai
standar operasional prosedur (SOP)
Dilakukan
di RS atau klinik yang ditunjuk
Dilakukan oleh pekerjaan kesehatan yang terlatih
daan pengalaman melakukan oborsi
Pelaaksanaan menggunakan alat-alat kedokteran yang
layak
Dilakukan dalam kondisi bersih (steril dan tidak
tercemar kuman)
Dilakukan < 3 bulan setelah menstruasi terakhir
B. BBLR (
Berat Badan Lahir Rendah)
Dalam
BATASAN BBLR
Bayi lahir
rendah deengan berat lahir < 2500 gram tanpa memandang masa kehamilan
Berat lahir
adalah berat lahir yang ditimbang dalam 1 jam setelah lahir
Untuk
keperluaan bidan di desa berat lahir ditimbang 24 jam pertama setelah
lahir
Klasifikasi
BBLR berdasarkan umur kehamilan
Bayi
prematur / kurang bulan (usia kehamilan < 37 minggu) sebagian bayi kurang
bulan belum siap hidup di luar kandungan dan mendapaatkan kesulitan bernafas,
menghisap, melawaninfeksi dan menjaga tubuhnya tetap hangat.
Baayi cukup
bulan (usian kehamilan 38-42 minggu)
Bayi lebih
bulan (usia kehamilan > 42 minggu)
Klasifikasi
BBLR berdasarkan berat badan
Bayi berat
badan lahir amat sangat rendah/ ekstrim rendah (bayi lahir rendah < 1000
gram)
Bayi berat
badan lahir sangat rendah (bayi lahir rendah < 1500 gram)
Bayi berat
badan lahir cukup rendah (bayi lahir rendah 1500- 2500 gram)
Klasifikasi
berdasarkan berat badan dan usia kehamilan
Bayi kecil
untuk masa kehamilan (KMK)/ small for gestasional age (SGA). Bayi lahir dengan
keterlambatan pertumbuhan intrauterine dengan BB terletak dibawah presentil ke
10 dalam grafik pertumbuhan intrauterine.
Bayi kecil
sesuai masa kehamilan (SMK)/ appropriate for gestasional age (AGA). Bayi lahir
yang sesuai dengan berat badan sesuaiuntuk masa kehamilan yaitu terletak
diantara presentil ke 10 dalam grafik pertumbuhan intrauterine
Bayi kecil
masa kehamilan / large for gestasional age (LGA). Bayi lahir sesuai dengan
berat badan lebih besar untuk masa kehamilan yaitu terletak diantara presentril
ke 10-90 dalam grafik pertumbuhan intrauterine
Faktor-faktor
yang berhubungan denga BBLR
Umur ibu
< 20 tahun atau > 35 tahun
Jarak
kehamilan < 1 minggu
Paritas
> 4
Ibu dengan
keadaan
1)
Mempunyai BBLR sebelumnya
2)
Melakukan pekerjaan fisik beberapa jam tampa istrirahat
3)
Sangat miskin
4)
Perkawinan tidak sah
5)
Kurang gizi
6)
Perokok, pengguna obat terlarang dan alkohol
Ibu hamil dengan :
1) Anemia berat
2) Pre-eklampsia atau
hipertensi
3) Insfeksi selama
kehamilan
4) Kehamilan ganda
5) Pendarahan
anterpartum
6) Trauma fisik dan
psikologi
7) KPD
Bayi lahir :
1) Cacat bawaan
2) Insfeksi selama
dalam kandungan
Bayi kecil masa kehamilan (KMK) / dismaturitas
Dismaturitas adalah bayi yang tidak tumbuh dengan
baik di dalam kandungan selama kehamilan.
Tiga kelompok bayi KMK
1) KMK lebih bulan
(NLB-KMK)
2) KMK cukup bulan
(NCB-KMK)
3) KMK kurang bulan
(NKB-KMK)
Bayi KMK cukup bulan kebanyakan mampu bernapas dan
menghisap dengan baik
Masalah-masalah BBLR
Asfiksia
Gangguan napas
Hipotermi
Masalah pemberian ASI
Insfeksi
Ikterus
Maasalah pendarahan
Penatalaksanan
Mempertahankan suhu tubuh bayi dengann cara
1) Membungkus bayi
dengan selimut yang hangat
2) Menidurkan bayi
pada inkubator buatan
3) menjaga suhu
lingkungan (ada sinar matahari dikamar, jendela, pintu bisa ditutup, badan bayi
harus kering)
Menganjurkan ibu menjaga kebersihan untuk mencegah
infeksi dan perawatan bayi sehari-hari
Observasi keadaan umum bayi selama 3 hari apabila
tidak ada perubahan mungkin menurun makaa rujuk ke RS
80 % pasangan suami istri mengalami gangguan
kesuburan
Tingkat kesuburan tergolong menjadi 2 yaitu :
Fertilitas
Tingkat Kesuburan
Suatu kemampuan istri untuk hamil dan melahirkan
anaak hidup oleh suami yang mampu menghamilinya
Infertilitas
Suatu keadaan pasangan suami istri yang ingin punya
anak tetapi tidak bisa mewujudkan keinginannya tersebut karena adanya masalah
kesehatan reproduksi baik pada suami/ istri.
Peran bidan terhadap tingkat kesuburan
Fertilitas : KB
Infertilitas
1) melakukan rujukan
sehingga pasangan mendapatkan penangan yang tepat
2) konsling variasi
hubungan seksual, cara menghitung masa subur, makanan yang dapat meningkatkan
kesuburan
PERTOLONGAN PERSALINAN OLEH TENAGA NON
KESEHATAN
Pertolongan persalianan non kesehatan sering kali dilakukan oleh seseorang yang
disebut dukun beranak/dukun bayi, dukun bersalin atau peraji.
Etiologi
kebiasan/ perilaku/ adat istiadat yang tidak
menunjang
sarana kesehatan
keadaan sosial ekonomi yang belum memadai
tingkat pendidikan yang rendah
status dalam masyarakat terhadap penyuluhan dan
pertugas kesehatan rendah.
Tingkat kepercayaan masyarakat terhadap penyuluhan
dan pertugas kesehatan masih rendah
Penatalaksanaan :
Diadakan program BDD (bidan did desa) untuk
menurunkan AKI (angka kematian ibu)
Menjalin hubungan kemitraan
PENYAKIT MENULAR SEKSUAL (PMS)
Penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual atau infeksi atau penyakit
yang ditularkan melalui hubungan seksual yang dapat menyerang alat kelamin
dengan atau tanpa genjala dapat muncul dan meyerang mata, mulut, saluran
pencernaan, hati, otak serta organ tubuh lainnya misalnya HIV/ AIDS.
Genjala PMS
Perubahan warna kulit di sekitar kemaluan
Gatal pada alat kelamin
Sakit daerag pinggul (wanita)
Faktor peningkatan kejadian PMS
Alat kontrasepsi : timbul perasaan aman tidak
kehamilan
Free Sex (seks bebas) norma,moral yang menurun
Kurangnya pemahaman seksual dan PMS
Transportasi yang lancar, mobilitas tinggi
Urbanisasi dan pengangguran
Kemiskinan
Pengetahuan
Pelacuran
Cara penularan dan bahaya PMS
Hubungan seksual (95%) dan caralain melalui transfusi
darah, jarum suntik dan plansenta
Sumber penulan utama adalah WTS (80%)
a) Bahaya / akibat PMS
1) Menimbulkan rasa
sakit
2) Infertilitas
3) Abortus
4) Kanker serviks
5) Merusak
penglihatan, hati dan otak
6) Menular pada bayi
7) Rentan terhadap
HIV/AIDS
8) Tidak dapat
disembuhkan
9) Kematian
b) Tipe PMS yang umum
terjadi :
1) Gonorrhea
2) Clamidia
3) Hepes genetalis
4) Syphilis
5) Hepatitis B
6) HIV/ AIDS
7) Thrikomoniasis
8) Condiloma akuminata
9) Ulkus mole
10) Candidiasis vaginalis
Peran bidan dalam pencegahan dan penanggulangan PMS
Bidan sebagai role mode
Memberikan konsling pada masyarakat terutama remaja
dan pasutri tentang kesehatan reproduksi
Memberi konsling pada masyarakat konsling pada
masyarakat tentang penyebab dan akibat PMS
Bekerjasama dengan tokoh masyarakat dan tokoh agama
dalam pelaksaan penyuluhan pada masyarakat
Mewaspadai gejala-gejala dan mendeteksi dini adanya
PMS
Pencegah PMS
Apabila belum menikah jangan melakukan hubungan
seksual
Apabila sudah menikah jaga kesetian dengan pasangan
Hindari hubungan seksual yang tidak aman dan
beresiko
Gunakan kondom untuk mencegah penularan
Jaga kebersihan alat genetalia
PERILAKU DAN SOSIAL BUDAYA YANG BERPENGARUH PADA
PELAYANAN KEBIDANAN KOMUNITAS
HAMIL :
Perilaku sosial pada kehamilan
1) upacara- upacara
yang dilakukan untuk mengupayakan keselamatan bagi janin dalam prosesnya hingga
lahir
2) mengidam
3) larangan masuk
hutan
4) pantangan keluar
magrib
5) pantangan
mengunting rambut
6) pantangan nazar
peran bidan terhadap perilaku selama hamil
1) KIE tentang menjaga
kehamilan: ANC, gizi ibu hamil, batasi aktivitas fisik, hindari pantangan makan
2) KIE tentang segala
sesuatu yang sudah diatur Tuhan Yang Maha Esa
3) Pendekatan kepada
tokohmasyarakat untuk mengubah tradisi yang negative atau berpengaruh buruk
terhadap kehamilan
PERSALINAN
Perilaku sosial budaya selama kehamilan
1) Bayi laki-laki
adalah penerus keluarga yang akan membawa nama baik
2) Bayi perempuan
adalah penghasil keturunan
3) Memasukan minyak ke
dalam vagina supaya persalinan lancar
4) Melahirkan ditempat
terpencil hanya dengan dukun
5) Minum akar rumput
fatimah
Peran bidan di komunitas selama persalianan
1) Memberikan
pendidikan pada penolong persalinan, tempat, proses persalinan, perawatan
selama pasca persalinan
2) Memberikan
pendidikan mengenai kebersihan baik tempat dan peralatan
3) Bekerjasama dengan
penolong persalinan(dukun) dan tenaga kesehatan setempat.
NIFAS DAN BAYI BARU LAHIR
Perilaku sosial budaya mempengaruhi masa nifas dan
bayi baru lahir :
1) Pantangan makan
pedas, asin, ikan
2) Tidak boleh makan
terong
3) Minum jamu dapat
melancarkan asi
4) Upacara adat
5) Menaruh ramuan pada
tali puasat
6) Khitan yang
dilakukan pada bayi laki-laki dan prempuan
Peran bidan dikomunitas terhadap perilaku masa-masa
nifas dan bayi baruuu lahir.
1) KIE perilaku
positif dan negatif
2) Memberikan
penyuluhan tentang pantangan bayi baru lahir yang benar dan tepat
3) Memberikan
penyuluhan pentingnya pemenuhan gizi selama masa pasca persalinan, bayi dan
balita.
KESIMPULAN
Permasalahan kebidanan di komunitas yang sering d
ketemui adalah : Unsafe abortion, BBLR, Tingkat kesuburan, Pertolongan
persalinan oleh tenaga non kesehatan, PMAS, Prilaku dan sosial budaya yang
berpengaruh pada pelayanan kebidanan komunitas, dll.
Definisi menurut WHO, 1998: presedur melakukam
terminasi (pegertian) kehamilan yang tidak diinginkan (unwanted
pregnancy) oleh tenaga kurang terampil (medis/non medis) alat tidak memenuhi
syarat kesehatan dan lingkungan tidak memenuhi.
ü Ciri-ciri unsafe abortion
Dilakukan oleh tenaga medis / non medis
Kurangnya pengetahuan baik pelaku ataupun tenaga
pelaksana
Kurangnya fasilitas dan sarana
Status illegal
ü Dampak unsafe abortion
Dampak sosial : biaya lebih banyak , dilakukan
secara sembunyi-sembunyi
Dampak kesehatan : aburtus tidak lengkap (incomplete
abortio) yang bisa menyebabkan nyeri pelvis sampai pendarahan terus menerus.
Sepsi yaitu infeksi yang eksistensif sampai seluruh tubuh
Dampak psiokogis : trauma
BBLR ( Berat Badan Lahir Rendah)
ü Dalam BATASAN BBLR
1.Bayi lahir rendah deengan berat lahir < 2500
gram tanpa memandang masa kehamilan
2.Berat lahir adalah berat lahir yang ditimbang
dalam 1 jam setelah lahir
3.Untuk keperluaan bidan di desa berat lahir
ditimbang 24 jam pertama setelah lahir
ü Faktor-faktor yang berhubungan denga BBLR
a. Umur ibu < 20 tahun atau > 35
tahun
b. Jarak kehamilan < 1 minggu
c. Paritas > 4
d. Ibu dengan keadaan
1)
Mempunyai BBLR sebelumnya
2)
Melakukan pekerjaan fisik beberapa jam tampa istrirahat
3)
Sangat miskin
4)
Perkawinan tidak sah
5)
Kurang gizi
6)
Perokok, pengguna obat terlarang dan alkohol
e. Ibu hamil dengan :
1) Anemia berat
2) Pre-eklampsia atau hipertensi
3) Insfeksi selama kehamilan
4) Kehamilan ganda
5) Pendarahan anterpartum
6) Trauma fisik dan psikologi
7) KPD
f. Bayi lahir :
1) Cacat bawaan
2) Insfeksi selama dalam kandungan
Tingkat Kesuburan
80 % pasangan suami istri mengalami gangguan kesuburan, Tingkat kesuburan
tergolong menjadi 2 yaitu :
a. Fertilitas
Suatu kemampuan istri untuk hamil dan melahirkan
anaak hidup oleh suami yang mampu menghamilinya
b.Infertilitas
Suatu keadaan pasangan suami istri yang ingin punya
anak tetapi tidak bisa mewujudkan keinginannya tersebut karena adanya masalah
kesehatan reproduksi baik pada suami/ istri.
PERTOLONGAN PERSALINAN OLEH TENAGA
Pertolongan
persalianan non kesehatan sering kali dilakukan oleh seseorang yang disebut
dukun beranak/dukun bayi, dukun bersalin atau peraji
PENYAKIT MENULAR SEKSUAL (PMS)
Penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual atau infeksi atau penyakit
yang ditularkan melalui hubungan seksual yang dapat menyerang alat kelamin
dengan atau tanpa genjala dapat muncul dan meyerang mata, mulut, saluran
pencernaan, hati, otak serta organ tubuh lainnya misalnya HIV/ AIDS.
ü Cara penularan dan bahaya PMS
a.Hubungan seksual (95%) dan caralain melalui
transfusi darah, jarum suntik dan
plansenta
b.Sumber penulan utama adalah WTS (80%)
ü Bahaya / akibat PMS
1) Menimbulkan rasa sakit
2) Infertilitas
3) Abortus
4) Kanker serviks
5) Merusak penglihatan, hati dan otak
6) Menular pada bayi
7) Rentan terhadap HIV/AIDS
8) Tidak dapat disembuhkan
9) Kematian
ü Tipe PMS yang umum terjadi :
1) Gonorrhea
2) Clamidia
3) Hepes genetalis
4) Syphilis
5) Hepatitis B
6) HIV/ AIDS
7) Thrikomoniasis
8) Condiloma akuminata
9) Ulkus mole
10) Candidiasis vaginalis
PERILAKU DAN SOSIAL BUDAYA YANG BERPENGARUH PADA
PELAYANAN KEBIDANAN KOMUNITAS
Perilaku dan Sosial Budaya Pada Saat
Hamil,Persalinan,Nifas dan BBL
1. Hamil
a.
Perilaku sosial budaya masyarakat selama kehamilan
·
Upacara-upacara yang dilakukan untuk mengupayakan keselamatan bagi janin
·
dalam prosesnya menjadi bayi hingga saat kelahirannya adalah upacara mitoni,
·
procotan dan brokohan.
·
Mengidam, dikotomi panas dingin
·
Larangan masuk hutan
·
Pantangan keluar waktu maghrib
·
Pantangan menjalin rambut karena bisa menyebabkan lilitan tali pusat.
·
Pantangan nazar karena bisa menyebabkan air liur menetes terus.
b. Peran bidan
terhadap perilaku selama hamil
·
KIE tentang menjaga kehamilan yaitu dengan ANC teratur, konsumsi
makananbergizi, batasi aktifitas fisik, tidak perlu pantang makan.
·
KIE tentang segala sesuatu sudah diatur Tuhan Yang Maha Esa, mitos yang
tidakbenar ditinggalkan.
·
Pendekatan kepada tokoh masyarakat untuk mengubah tradisi yang negatif
atauberpengaruh buruk terhadap kehamilan.
2. Persalinan
a.
Perilaku sosial budaya selama persalinan
·
Bayi laki – laki adalah penerus keluarga yang akan membawa nama baik.
·
Bayi perempuan adalah pelanjut atau penghasil keturunan.
·
Memasukkan minyak ke dalam vagina supaya persalinan lancar.
·
Melahirkan di tempat terpencil hanya dengan dukun.
·
Minum air akar rumput fatimah dapat membuat persalinan lancar.
b. Peran bidan di
komunitas terhadap perilaku selama persalinan
·
Memberikan pendidikan pada penolong persalinan mengenai tempat
persalinan,proses persalinan, perawatan selama dan pasca persalinan.
·
Memberikan pendidikan mengenai konsep kebersihan baik dari segi tempat
danperalatan.
·
Bekerja sama dengan penolong persalinan (dukun) dan tenaga kesehatan setempat.
3. Nifas dan
Bayi Baru Lahir
a.
Perilaku sosial budaya yang mempengaruhi masa nifas dan bayi baru lahir.
·
Pantang makan ikan, pedas, asin.
·
Tidak boleh keluar rumah sebelum 40 hari karena bisa sawan
·
Tidak boleh makan terong bisa membuat bayi panas dingin
·
Minum jamu dapat memperlancar ASI
·
Upacara adat : brokohan, sepasaran, selapanan.
·
Menaruh ramuan pada tali pusat
·
Khitan yang dilakukan pada bayi laki – laki dan perempuan.
b. Peran bidan di
komunitas terhadap perilaku masa nifas dan bayi baru lahir.
·
Kie perilaku positif (menentramkan ibu pada masa nifas dan BBL)
·
Kie perilaku negatif (mengganggu kesejahteraan hidup ibu nifas dan BBL)
·
Memberikan penyuluhan tentang pantangan makanan selama masa nifas dan
c. menyusui
sebenarnya kurang menguntungkan bagi ibu dan bayi.
·
Memberikan pendidikan tentang perawatan bayi baru lahir yang benar dan tepat,
meliputi pemotongan tali pusat, membersihkan/memandikan, menyusukan
(kolostrum), menjaga kehangatan.
·
Memberikan penyuluhan pentingnya pemenuhan gizi selama masa pasca bersalin,
bayi dan balita


