Rabu, 11 Juni 2014


MENGIDENTIFIKASI MASALAH KEBIDANAN KOMUNITAS.

A.  Unsafe abortion
Definisi menurut WHO, 1998: presedur melakukam terminasi  (pegertian) kehamilan yang tidak diinginkan (unwanted pregnancy) oleh tenaga kurang terampil (medis/non medis) alat tidak memenuhi syarat kesehatan dan lingkungan tidak memenuhi.
Ciri-ciri unsafe abortion
Dilakukan oleh tenaga medis / non medis
Kurangnya pengetahuan baik pelaku ataupun tenaga pelaksana
Kurangnya fasilitas dan sarana
Status illegal.
Alasan wanita tidak menginginkan kehamilan
Alasan kesehatan : tidak cukup sehat untuk hamil
Alasan psikologi : ibu tidak sendirian, tidak ingin  punya anak lagi
Kehamilan di luar nikah
Masalah ekonomi : menambah anak akan menambah beban ekonomi
Masalah sosial : khawatir akan adanya penyakit keturunan
Kehamilan akibat korban perkosaan
Kegagalan permakaian alat kontrasepsi
Peran bidan dalam mencegah unsafe abortion
Pendidikan seks
Bekerjasama dengan tokoh agama dalam penndidikan agama
Pendidikan SDM
Penyuluhan abortion dan bahayanya
Kebijakan DEPKES untuk mencegah komplikasi/ kematian akibat arbortus
Mencegah kehamilan tak diinginkan melalui program KB , pendidikan kesehatan reproduksi, moral dan agama
Legalisasi abortus karena alasan medis
Mengembangkan APK (asuhan Pasca Keguguran)
Dampak unsafe abortion
Dampak sosial : biaya lebih banyak , dilakukan secara sembunyi-sembunyi
Dampak kesehatan : aburtus tidak lengkap (incomplete abortio) yang bisa menyebabkan nyeri pelvis sampai pendarahan terus menerus. Sepsi yaitu infeksi yang eksistensif sampai seluruh tubuh
Dampak psiokogis : trauma
Agar arborsi aman
Informed consent
Harus sesuai standar operasional prosedur (SOP)
Dilakukan di RS atau klinik yang ditunjuk
Dilakukan oleh pekerjaan kesehatan yang terlatih daan pengalaman melakukan oborsi
Pelaaksanaan menggunakan alat-alat kedokteran yang layak
Dilakukan dalam kondisi bersih (steril dan tidak tercemar kuman)
Dilakukan < 3 bulan setelah menstruasi terakhir
B.   BBLR ( Berat Badan Lahir Rendah)
 Dalam BATASAN BBLR
Bayi lahir rendah deengan berat lahir < 2500 gram tanpa memandang masa kehamilan
Berat lahir adalah berat lahir yang ditimbang dalam 1 jam setelah lahir
Untuk keperluaan bidan di desa berat lahir ditimbang  24 jam pertama setelah lahir
Klasifikasi BBLR  berdasarkan umur kehamilan
Bayi prematur / kurang bulan (usia kehamilan < 37 minggu) sebagian bayi kurang bulan belum siap hidup di luar kandungan dan mendapaatkan kesulitan bernafas, menghisap, melawaninfeksi dan menjaga tubuhnya tetap hangat.
Baayi cukup bulan (usian kehamilan 38-42 minggu)
Bayi lebih bulan (usia kehamilan > 42 minggu)
Klasifikasi BBLR  berdasarkan berat badan
Bayi berat badan lahir amat sangat rendah/ ekstrim rendah (bayi lahir rendah < 1000 gram)
Bayi berat badan lahir sangat rendah  (bayi lahir rendah < 1500 gram)
Bayi berat badan lahir cukup rendah  (bayi lahir rendah  1500- 2500 gram)
Klasifikasi berdasarkan berat badan dan usia kehamilan
Bayi kecil untuk masa kehamilan (KMK)/ small for gestasional age (SGA). Bayi lahir dengan keterlambatan pertumbuhan intrauterine dengan BB terletak dibawah presentil ke 10 dalam grafik pertumbuhan intrauterine.
Bayi kecil sesuai masa kehamilan (SMK)/ appropriate for gestasional age (AGA). Bayi lahir yang sesuai dengan berat badan sesuaiuntuk masa kehamilan yaitu terletak diantara presentil ke 10 dalam grafik pertumbuhan intrauterine
Bayi kecil masa kehamilan / large for gestasional age (LGA). Bayi lahir sesuai dengan berat badan lebih besar untuk masa kehamilan yaitu terletak diantara presentril ke 10-90 dalam grafik pertumbuhan intrauterine
 Faktor-faktor yang berhubungan denga BBLR
Umur ibu < 20 tahun atau > 35 tahun
Jarak kehamilan < 1 minggu
Paritas > 4
Ibu dengan keadaan
1)      Mempunyai BBLR sebelumnya

2)      Melakukan pekerjaan fisik beberapa jam tampa istrirahat

3)      Sangat miskin

4)      Perkawinan tidak sah

5)      Kurang gizi

6)      Perokok, pengguna obat terlarang dan alkohol

Ibu hamil dengan :
1)      Anemia berat

2)      Pre-eklampsia atau hipertensi

3)      Insfeksi selama kehamilan

4)      Kehamilan ganda

5)      Pendarahan anterpartum

6)      Trauma fisik dan psikologi

7)      KPD



Bayi lahir :
1)      Cacat bawaan

2)      Insfeksi selama dalam kandungan
Bayi kecil masa kehamilan (KMK) / dismaturitas
Dismaturitas adalah bayi yang tidak tumbuh dengan baik di dalam kandungan selama kehamilan.
Tiga kelompok bayi KMK
1)      KMK lebih bulan (NLB-KMK)
2)      KMK cukup bulan (NCB-KMK)
3)      KMK kurang bulan (NKB-KMK)
Bayi KMK cukup bulan kebanyakan mampu bernapas dan menghisap dengan baik
Masalah-masalah BBLR
Asfiksia
Gangguan napas
Hipotermi
Masalah pemberian ASI
Insfeksi
Ikterus
Maasalah pendarahan
Penatalaksanan
Mempertahankan suhu tubuh bayi dengann cara
1)      Membungkus bayi dengan selimut yang hangat
2)      Menidurkan bayi pada inkubator buatan
3)      menjaga  suhu lingkungan (ada sinar matahari dikamar, jendela, pintu bisa ditutup, badan bayi harus kering)
Menganjurkan ibu menjaga kebersihan untuk mencegah infeksi dan perawatan bayi sehari-hari
Observasi keadaan umum bayi selama 3 hari apabila tidak ada perubahan mungkin menurun makaa rujuk ke RS
80 % pasangan suami istri mengalami gangguan kesuburan
Tingkat kesuburan tergolong menjadi 2 yaitu :
Fertilitas
Tingkat Kesuburan
Suatu kemampuan istri untuk hamil dan melahirkan anaak hidup oleh suami yang mampu menghamilinya
Infertilitas
Suatu keadaan pasangan suami istri yang ingin punya anak tetapi tidak bisa mewujudkan keinginannya tersebut karena adanya masalah kesehatan reproduksi baik pada suami/ istri.
Peran bidan terhadap tingkat kesuburan
Fertilitas : KB
Infertilitas
1)      melakukan rujukan sehingga pasangan mendapatkan penangan yang tepat

2)      konsling variasi hubungan seksual, cara menghitung masa subur, makanan yang dapat meningkatkan kesuburan
 PERTOLONGAN PERSALINAN OLEH TENAGA NON KESEHATAN
            Pertolongan persalianan non kesehatan sering kali dilakukan oleh seseorang yang disebut dukun beranak/dukun bayi, dukun bersalin atau peraji.
Etiologi
kebiasan/ perilaku/ adat istiadat yang tidak menunjang
sarana kesehatan
keadaan sosial ekonomi yang belum memadai
tingkat pendidikan yang rendah
status dalam masyarakat terhadap penyuluhan dan pertugas kesehatan rendah.
Tingkat kepercayaan masyarakat terhadap penyuluhan dan pertugas kesehatan masih rendah
Penatalaksanaan :
Diadakan program BDD (bidan did desa) untuk menurunkan AKI (angka kematian ibu)
Menjalin hubungan kemitraan
PENYAKIT MENULAR SEKSUAL (PMS)
            Penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual atau infeksi atau penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual yang dapat menyerang alat kelamin dengan atau tanpa genjala dapat muncul dan meyerang mata, mulut, saluran pencernaan, hati, otak serta organ tubuh lainnya misalnya  HIV/ AIDS.
Genjala PMS
Perubahan warna kulit di sekitar kemaluan
Gatal pada alat kelamin
Sakit daerag pinggul (wanita)
Faktor peningkatan kejadian PMS
Alat kontrasepsi : timbul perasaan aman tidak kehamilan
Free Sex (seks bebas) norma,moral yang menurun
Kurangnya pemahaman seksual dan PMS
Transportasi yang lancar, mobilitas tinggi
Urbanisasi dan pengangguran
Kemiskinan
Pengetahuan
Pelacuran
Cara penularan dan bahaya PMS
Hubungan seksual (95%) dan caralain melalui transfusi darah, jarum suntik dan plansenta
Sumber penulan utama adalah WTS (80%)
a)      Bahaya / akibat PMS
1)      Menimbulkan rasa sakit
2)      Infertilitas
3)      Abortus
4)      Kanker serviks
5)      Merusak penglihatan, hati dan otak
6)      Menular pada bayi
7)      Rentan terhadap HIV/AIDS
8)      Tidak dapat disembuhkan
9)      Kematian
b)      Tipe PMS yang umum terjadi :
1)      Gonorrhea
2)      Clamidia
3)      Hepes genetalis
4)      Syphilis
5)      Hepatitis B
6)      HIV/ AIDS
7)      Thrikomoniasis
8)      Condiloma akuminata
9)      Ulkus mole

10)  Candidiasis vaginalis

Peran bidan dalam pencegahan dan penanggulangan PMS
Bidan sebagai role mode
Memberikan konsling pada masyarakat terutama remaja dan pasutri tentang kesehatan reproduksi
Memberi konsling pada masyarakat konsling pada masyarakat tentang penyebab dan akibat PMS
Bekerjasama dengan tokoh masyarakat dan tokoh agama dalam pelaksaan penyuluhan pada masyarakat
Mewaspadai gejala-gejala dan mendeteksi dini adanya PMS
Pencegah PMS
Apabila belum menikah jangan melakukan hubungan seksual
Apabila sudah menikah jaga kesetian dengan pasangan
Hindari hubungan seksual yang tidak aman dan beresiko
Gunakan kondom untuk mencegah penularan
Jaga kebersihan alat genetalia
PERILAKU DAN SOSIAL BUDAYA YANG BERPENGARUH PADA PELAYANAN KEBIDANAN KOMUNITAS
HAMIL :
Perilaku sosial pada kehamilan
1)      upacara- upacara yang dilakukan untuk mengupayakan keselamatan bagi janin dalam prosesnya hingga lahir
 2)      mengidam
 3)      larangan masuk hutan
 4)      pantangan keluar magrib
 5)      pantangan mengunting rambut
 6)      pantangan nazar
peran bidan terhadap perilaku selama hamil
1)      KIE tentang menjaga kehamilan: ANC, gizi ibu hamil, batasi aktivitas fisik, hindari pantangan makan

2)      KIE tentang segala sesuatu yang sudah diatur Tuhan Yang Maha Esa

3)      Pendekatan kepada tokohmasyarakat untuk mengubah tradisi yang negative atau berpengaruh buruk terhadap kehamilan

PERSALINAN
Perilaku sosial budaya selama kehamilan
1)      Bayi laki-laki adalah penerus keluarga yang akan membawa nama baik

2)      Bayi perempuan adalah penghasil keturunan

3)      Memasukan minyak ke dalam vagina supaya persalinan lancar

4)      Melahirkan ditempat terpencil hanya dengan dukun

5)      Minum akar rumput fatimah

Peran bidan di komunitas selama persalianan
1)      Memberikan pendidikan pada penolong persalinan, tempat, proses persalinan, perawatan selama pasca persalinan

2)      Memberikan pendidikan mengenai kebersihan baik tempat dan peralatan

3)      Bekerjasama dengan penolong persalinan(dukun) dan tenaga kesehatan setempat.

NIFAS DAN BAYI BARU LAHIR
Perilaku sosial budaya mempengaruhi masa nifas dan bayi baru lahir :
1)      Pantangan makan pedas, asin, ikan

2)      Tidak boleh makan terong

3)      Minum jamu dapat melancarkan asi

4)      Upacara adat

5)      Menaruh ramuan pada tali puasat

6)      Khitan yang dilakukan pada bayi laki-laki dan prempuan

Peran bidan dikomunitas terhadap perilaku masa-masa nifas dan bayi baruuu lahir.
1)      KIE perilaku positif dan negatif

2)      Memberikan penyuluhan tentang pantangan bayi baru lahir yang benar dan tepat

3)      Memberikan penyuluhan pentingnya pemenuhan gizi selama masa pasca persalinan, bayi dan balita.

KESIMPULAN

Permasalahan kebidanan di komunitas yang sering d ketemui adalah : Unsafe abortion, BBLR, Tingkat kesuburan, Pertolongan persalinan oleh tenaga non kesehatan, PMAS, Prilaku dan sosial budaya yang berpengaruh pada pelayanan kebidanan komunitas, dll.

Definisi menurut WHO, 1998: presedur melakukam terminasi  (pegertian) kehamilan yang tidak diinginkan (unwanted pregnancy) oleh tenaga kurang terampil (medis/non medis) alat tidak memenuhi syarat kesehatan dan lingkungan tidak memenuhi.
ü  Ciri-ciri unsafe abortion

Dilakukan oleh tenaga medis / non medis
Kurangnya pengetahuan baik pelaku ataupun tenaga pelaksana
Kurangnya fasilitas dan sarana
Status illegal
ü  Dampak unsafe abortion

Dampak sosial : biaya lebih banyak , dilakukan secara sembunyi-sembunyi
Dampak kesehatan : aburtus tidak lengkap (incomplete abortio) yang bisa menyebabkan nyeri pelvis sampai pendarahan terus menerus. Sepsi yaitu infeksi yang eksistensif sampai seluruh tubuh
Dampak psiokogis : trauma
BBLR ( Berat Badan Lahir Rendah)
ü  Dalam BATASAN BBLR

1.Bayi lahir rendah deengan berat lahir < 2500 gram tanpa memandang masa kehamilan

2.Berat lahir adalah berat lahir yang ditimbang dalam 1 jam setelah lahir

3.Untuk keperluaan bidan di desa berat lahir ditimbang  24 jam pertama setelah lahir

ü  Faktor-faktor yang berhubungan denga BBLR

a.   Umur ibu < 20 tahun atau > 35 tahun

b.   Jarak kehamilan < 1 minggu

c.   Paritas > 4

d.   Ibu dengan keadaan

1)         Mempunyai BBLR sebelumnya

2)         Melakukan pekerjaan fisik beberapa jam tampa istrirahat

3)         Sangat miskin

4)         Perkawinan tidak sah

5)         Kurang gizi

6)         Perokok, pengguna obat terlarang dan alkohol

e.   Ibu hamil dengan :

1)    Anemia berat

2)    Pre-eklampsia atau hipertensi

3)    Insfeksi selama kehamilan

4)    Kehamilan ganda

5)    Pendarahan anterpartum

6)    Trauma fisik dan psikologi

7)    KPD

f.    Bayi lahir :

1)    Cacat bawaan

2)    Insfeksi selama dalam kandungan



Tingkat Kesuburan
            80 % pasangan suami istri mengalami gangguan kesuburan, Tingkat kesuburan tergolong  menjadi 2 yaitu :

a. Fertilitas

Suatu kemampuan istri untuk hamil dan melahirkan anaak hidup oleh suami yang mampu menghamilinya

b.Infertilitas

Suatu keadaan pasangan suami istri yang ingin punya anak tetapi tidak bisa mewujudkan keinginannya tersebut karena adanya masalah kesehatan reproduksi baik pada suami/ istri.



PERTOLONGAN PERSALINAN OLEH TENAGA
       Pertolongan persalianan non kesehatan sering kali dilakukan oleh seseorang yang disebut dukun beranak/dukun bayi, dukun bersalin atau peraji

PENYAKIT MENULAR SEKSUAL (PMS)
            Penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual atau infeksi atau penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual yang dapat menyerang alat kelamin dengan atau tanpa genjala dapat muncul dan meyerang mata, mulut, saluran pencernaan, hati, otak serta organ tubuh lainnya misalnya  HIV/ AIDS.

ü  Cara penularan dan bahaya PMS

a.Hubungan seksual (95%) dan caralain melalui transfusi darah, jarum suntik dan

   plansenta

b.Sumber penulan utama adalah WTS (80%)

ü  Bahaya / akibat PMS

1)   Menimbulkan rasa sakit

2)   Infertilitas

3)   Abortus

4)   Kanker serviks

5)   Merusak penglihatan, hati dan otak

6)   Menular pada bayi

7)   Rentan terhadap HIV/AIDS

8)   Tidak dapat disembuhkan

9)   Kematian

ü  Tipe PMS yang umum terjadi :

1)   Gonorrhea

2)   Clamidia

3)   Hepes genetalis

4)   Syphilis

5)   Hepatitis B

6)   HIV/ AIDS

7)   Thrikomoniasis

8)   Condiloma akuminata

9)   Ulkus mole

10) Candidiasis vaginalis
PERILAKU DAN SOSIAL BUDAYA YANG BERPENGARUH PADA PELAYANAN KEBIDANAN KOMUNITAS

Perilaku dan Sosial Budaya Pada Saat Hamil,Persalinan,Nifas dan BBL
1.       Hamil
a.        Perilaku sosial budaya masyarakat selama kehamilan
·         Upacara-upacara yang dilakukan untuk mengupayakan keselamatan bagi janin
·         dalam prosesnya menjadi bayi hingga saat kelahirannya adalah upacara mitoni,
·         procotan dan brokohan.
·         Mengidam, dikotomi panas dingin
·         Larangan masuk hutan
·         Pantangan keluar waktu maghrib
·         Pantangan menjalin rambut karena bisa menyebabkan lilitan tali pusat.
·         Pantangan nazar karena bisa menyebabkan air liur menetes terus.
b.      Peran bidan terhadap perilaku selama hamil
·         KIE tentang menjaga kehamilan yaitu dengan ANC teratur, konsumsi makananbergizi, batasi aktifitas fisik, tidak perlu pantang makan.
·         KIE tentang segala sesuatu sudah diatur Tuhan Yang Maha Esa, mitos yang tidakbenar ditinggalkan.
·         Pendekatan kepada tokoh masyarakat untuk mengubah tradisi yang negatif atauberpengaruh buruk terhadap kehamilan.
2.       Persalinan
a.        Perilaku sosial budaya selama persalinan
·         Bayi laki – laki adalah penerus keluarga yang akan membawa nama baik.
·         Bayi perempuan adalah pelanjut atau penghasil keturunan.
·         Memasukkan minyak ke dalam vagina supaya persalinan lancar.
·         Melahirkan di tempat terpencil hanya dengan dukun.
·         Minum air akar rumput fatimah dapat membuat persalinan lancar.
b.      Peran bidan di komunitas terhadap perilaku selama persalinan
·         Memberikan pendidikan pada penolong persalinan mengenai tempat persalinan,proses persalinan, perawatan selama dan pasca persalinan.
·         Memberikan pendidikan mengenai konsep kebersihan baik dari segi tempat danperalatan.
·         Bekerja sama dengan penolong persalinan (dukun) dan tenaga kesehatan setempat.
3.       Nifas dan Bayi Baru Lahir
a.        Perilaku sosial budaya yang mempengaruhi masa nifas dan bayi baru lahir.
·         Pantang makan ikan, pedas, asin.
·         Tidak boleh keluar rumah sebelum 40 hari karena bisa sawan
·         Tidak boleh makan terong bisa membuat bayi panas dingin
·         Minum jamu dapat memperlancar ASI
·         Upacara adat : brokohan, sepasaran, selapanan.
·         Menaruh ramuan pada tali pusat
·         Khitan yang dilakukan pada bayi laki – laki dan perempuan.
b.      Peran bidan di komunitas terhadap perilaku masa nifas dan bayi baru lahir.
·         Kie perilaku positif (menentramkan ibu pada masa nifas dan BBL)
·         Kie perilaku negatif (mengganggu kesejahteraan hidup ibu nifas dan BBL)
·         Memberikan penyuluhan tentang pantangan makanan selama masa nifas dan
c.       menyusui sebenarnya kurang menguntungkan bagi ibu dan bayi.
·          Memberikan pendidikan tentang perawatan bayi baru lahir yang benar dan tepat, meliputi pemotongan tali pusat, membersihkan/memandikan, menyusukan (kolostrum), menjaga kehangatan.
·          Memberikan penyuluhan pentingnya pemenuhan gizi selama masa pasca bersalin, bayi dan balita