Pengertiaan
Dukun bayi adalah orang yang dianggap terampil dan dipercaya oleh
masyarakat untuk menolong persalinan dan perawatan ibu dan anak sesuai
kebutuhan masyarakat.
Dukun bayi adalah seorang anggota masyarakat, pada umumnya seorang
wanita yang mendapat kepercayaan serta memiliki ketrampilan menolong persalinan
secara tradisional dan memperoleh ketrampilan tersebut dengan cara turun
temurun belajar secara praktis atau cara lain yang menjurus kearah penigkatan
ketrampilan tersebut serta melalui petugas kesehatan.
Dukun bayi adalah seorang anggota masyarakat, pada umumnya seorang
wanita yang mendapat kepercayaan serta memiliki keterampilan menolong
persalinan secara tradisional dan memperoleh keterampilan tersebut dengan cara
turun-temurun belajar secara praktis atau cara lain yang menjurus kearah
peningkatan keterampilan tersebut serta melalui petugas kesehatan.Dukun bayi
adalah seorang wanita atau pria yang menolong persalinan. Kemampuan ini
diperoleh secara turun menurun dari ibu kepada anak atau dari keluarga dekat
lainnya (Kusnada Adimihardja). Dukun mempunyai ciri-ciri sebagai
berikut :
1.
Pada umumnya
adalah seorang anggota masyarakat yang cukup dikenal di desa.
2.
Pendidikan tidak melebihi pendidikan orang
biasa, umumnya buta huruf.
3.
Pekerjaan sebagai dukun umumnya bukan untuk
tujuan mencari uang tetapi karena ‘panggilan’ atau melalui mimpi-mimpi, dengan
tujuan untuk menolong sesame.
4.
Disamping menjadi
dukun, mereka mempunyai pekerjaan lainnya yang tetap. Misalnya petani, atau
buruh kecil sehingga dapat dikatakan bahwa pekerjaan dukun hanyalah pekerjaan
sambilan.
5.
Ongkos yang harus
dibayar tidak ditentukan, tetapi menurut kemampuan dari masing-masing orang
yang ditolong sehingga besar kecil uang yang diterima tidak sama setiap
waktunya.
6.
Umumnya dihormati
dalam masyarakat atau umumnya merupakan tokoh yang berpengaruh, misalnya
kedudukan dukun bayi dalam masyarakat.Pembagian Dukun Bayi, Menurut Depkes RI,
dukun bayi dibagi menjadi 2 yaitu :
a.
Dukun Bayi
Terlatih, adalah dukun bayi yang telah mendapatkan pelatihan oleh tenaga
kesehatan yang dinyatakan lulus.
b.
Dukun Bayi Tidak
Terlatih, adalah dukun bayi yang belum pernah terlatih oleh tenaga kesehatan
atau dukun bayi yang sedang dilatih dan belum dinyatakan lulus.
Pembinaan dukun
adalah suatu pelatihan yang di berikan kepada dukun bayi oleh tenaga kesehatan
yang menitikberatkan pada peningkatan pengetahuan dukun yang bersangkutan,
terutama dalam hal higiene sanitasi, yaitu mengenai kebersihan alat – alat
persalinan dan perawatan bayi baru lahir, serta pengetahuan tentang perawatan
kehamilan , deteksi dini terhadap risiko tinggi pada ibu dan bayi, KB, gizi
serta pencatatan kelahiran dan kematian. Pembinaan
dukun merupakan salah satu upaya menjalin kemitraan antara tenaga kesehatan
(bidan) dan dukun dengan tujuan menurunkan angka kematian ibu dan bayi.
1. Supervise / pembinaan adalah Bimbingan teknis yang terus menerus
dan berkesinambungan untuk mencapai suatu tujuan..Menjangkau 2 aspek:
a. Pembinaan ketrampilan dukun bayi.
b. Pembinaan hasil kegiatan yang dilaksanan oleh dukun bayi.
2. Kesalahan yang sering dilakukan oleh dukun sehingga dapat
mengakibatkan kematian ibu dan bayi, antara lain :
a.
Terjadinya robekan
rahim karena tindakan mendorong bayi didalam rahim dari luar sewaktu melakukan
pertolongan pada ibu bersalin.
b.
Terjadinya
perdarahan pasca bersalin yang disebabkan oleh tindakan mengurut-ngurut rahim
pada waktu kala III.
c.
Terjadinya partus
tidak maju, karena tidak mengenal tanda kelainan partus dan tidak mau merujuk
ke puskesmas atau RS.
Untuk mencegah kesalahan tindakan dukun tersebut di perlukan suatu bimbingan bagi dukun.
Untuk mencegah kesalahan tindakan dukun tersebut di perlukan suatu bimbingan bagi dukun.
B.
Tujuan Pembinaan
Untuk meningkatkan status dukun, maka di lakukan upaya pelatihan
dan pembinaan dukun dengan tujuan :
1.
Agar mereka
memiliki pengetahuan dan ide baru yang dapat di sampaikan dan diterima oleh
anggota masyarakat.
2.
Memperbesar peran
dukun bayi dalam program KB dan pendidikan kesehatan di berbagai aspek kesehatan
reproduksi dan kesehatan anak.
3.
Untuk memperbaiki
kegiatan – kegiatan yang sebenarnya sudah dilakukan oleh dukun, seperti
memberikan, saran tentang kehamilan, melakukan persalinan bersih dan aman,
serta mengatasi masalah yang mungkin muncul pada saat persalinan, sehingga
angka kematian ibu dan bayi dapat dikurangi atau di cegah sedini mungkin.
Kelebihan dan Kekurangan persalinan yang ditolong oleh dukun
antara lain:
1.
Kelebihan
a.
Dukun merawat ibu
dan bayinya sampai tali pusatnya putus.
b.
Kontak ibu dan
bayi lebih awal dan lama.
c.
Persalinan
dilakukan di rumah.
d.
Biaya murah dan
tidak ditentukan.
2.
Kekurangan
a.
Dukun belum
mengerti teknik septik dan anti-septik dalam menolong persalinan.
b.
Dukun tidak
mengenal keadaan patologis dan kehamilan, persainan, nifas dan bayi baru
lahir. Pengetahuan dukun rendah sehingga
sukar ditatar dan di ikutsertakan dalam program pemerintah. (Pedoman Supervise
Dukun Bayi, 2010).
C.
Upaya Pembinan Dukun
Masyarakat masih menganggap dukun sebagai tokoh masyarakat yang
patut di hormati, memiliki peranan penting bagi ibu – ibu di desa. Oleh karena
itu, di butuhkan upaya agar bidan dapat melakukan pembinaan dukun. Beberapa
upaya yang dapat di lakukan bidan di antaranya adalah :
1.
Melakukan
pendekatan dengan para tokoh masyarakat setempat.
2.
Melakukan
pendekatan dengan para dukun.
3.
Memberikan
pengetahuan kepada para dukun tentang pentingnya persalinan
yang bersih dan aman.
4.
Memberi pengetahuan kepada para dukun tentang
komplikasi – komplikasi kehamilan dan bahaya proses persalinan.
5.
Membina kemitraan denga dukun dengan memegang
asas saling menguntungkan.
6.
Menganjurkan dan mengajak dukun merujuk kasus – kasus risiko
tinggi kehamilan kepada tenaga kesehatan.
Pelaksana supervisi/bimbingan/pembinaan.
1.
Dokter
2.
Bidan
3.
Perawat kesehatan
4.
Petugas imunisasi
5.
Petugas gizi
Tempat pelasanaan pembinaan dukun bayi.
1.
Posyandu pada hari
buka oleh petugas / pembina posyandu.
2.
Perkumpulan dukun
bayi dilaksankan di puskesmas.
Waktu pelaksanaan pembinaan dukun bayi.
1.
Saat kunjungan
supervisi petugas puskesmas di posyandu di desa tempat tinggal dukun.
2.
Pertemuan rutin
yang telah disepakat.
3.
Waktu-waktu lain
saat petugas bertemu dengan dukun bayi.
4.
Saat mendampingi
dukun bayi waktu menolong persalinan.
D.
Klasifikasi Materi
Pembinaaan Dukun
1.
Promosi Bidan
Siaga
Salah satu cara untuk melakukan promosi bidan siaga, yaitu dengan
melakukan pendekatan dengan dukun bayi yang ada di desa untuk bekerja sama
dalam pertolongan persalinan. Bidan dapat memberikan imbalan jasa yang sesuai
apabila dukun menyerahkan ibu hamil untuk bersalin ke tempat bu bidan. Dukun
bayi dapat di libatkan dalam perawatan bayi
baru lahir.
2.
Pengenalan Tanda
Bahaya Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Rujukan.
Berikut adalah materi – materi dalam pelaksanaan pembinaan dukun :
a.
Pengenalan
golongan risiko tinggi
Ibu yang termasuk dalam golongan risiko tinggi adalah :
1)
Umur terlalu muda
(kurang dari 16 tahun) atau terlalu tua (lebih dari 35 tahun)
2)
Tinggi badan
kurang dari 145 cm
3)
Jarak antar
kehamilan terlalu dekat (kurang dari 2 tahun) atau terlalu lama (lebih dari 10
tahun)
4)
Hamil dengan
anemia
5)
Ibu dengan riwayat
persalinan buruk (perdarahan, operasi, dll)
b.
Pengenalan tanda –
tanda bahaya pada kehamilan
Tanda bahaya pada kehamilan meliputi :
1)
Perdarahan pada
kehamilan sebelum waktunya
2)
Ibu demam tinggi
3)
Bengkak pada kaki,
tangan, dan wajah
4)
Sakit kepala atau
kejang
5)
Keluar air ketuban
sebelum waktunya
6)
Frekuensi gerakan
bayi berkurang atau bayi tidak bergerak
7)
Ibu muntah terus
dan tidak mau makan
c.
Pengenalan tanda –
tanda bahaya pada persalinan
Tanda bahaya pada persalinan yaitu :
1)
Bayi tidak lahir
dalam 12 jam sejak ibu merasakan mulas
2)
Tali pusat atau
tangan bayi keluar dari jalan lahir
3)
Ibu tidak kuat
mengejan atau mengalami kejang
4)
Air ketuban keruh
dan berbau
5)
Plasenta tidak
keluar setelah bayi lahir
6)
Ibu gelisah atau
mengalami kesakitan yang hebat
d.
Pengenalan tanda –
tanda kelainan pada nifas
Tanda kelainan pada nifas meliputi :
1)
Perdarahan melalui
jalan lahir
2)
Keluarnya cairan
barbau dari jalan lahir
3)
Demam lebih dari
dua hari
4)
Bengkak pada muka,
kaki, dan tangan
5)
Sakit kepala dan
kejang – kejang
6)
Payudara bengkak
disertai rasa sakit
7)
Ibu mengalami
gangguan jiwa
e.
Pengenalan Dini
Tetanus Neonatorum, BBLR, dan Rujukan
1)
Tetanus Neonatorum
Tetanus Neonatorum adalah salah satu penyakit yang paling berisiko
terhadap kematian bayi baru lahir yang di sebabkan oleh Clostridium tetani. Tetanus neonatorum menyerang bayi usia di bawah
satu bulan, penyakit ini sangat menular dan menyebabkan risiko kematian.
Kebanyakan terjadi karena penggunaan alat pemotong tali pusat yang tidak
steril.
Dengan di berikan pembekalan materi tetanus neonatorum di harapkan
dukun dapat memperhatikan kebersihan alat persalinan, memotivasi ibu untuk
melakukan imunisasi, dan melakukan persalinan pada tenaga kesehatan, sehingga
dapat menekan angka kejadian tetanus neonatorum.
2)
Bayi Berat Lahir
Rendah (BBLR)
BBLR adalah bayi lahir dengan berat badan kurang dari 2,5 Kg, di
sertai dengan tanda – tanda kulit keriput, pergerakan lemah, dan sianosis. Dukun di harapkan dapat segera melakukan
rujukan ke Puskesmas atau tenaga kesehatan apabila menemukan tanda – tanda bayi
dengan berat badan lahir rendah, karena bayi dengan berat badan lahir rendah
memerlukan perawatan khusus.
f.
Penyuluhan Gizi
dan KB
Dukun sebagai orang terdekat dengan ibu hamil di masyarakat
berkontribusi terhadap suksesnya pelaksanaan program KB dan menjaga kesehatan
ibu hamil, bersalin, dan nifas dengan makanan bergizi. Melalui penyuluhan gizi
dan KB yang di lakukan oleh tenaga kesehatan kepada dukun, di harapkan dukun
dapat menindaklanjuti dengan menyebarkan kepada masyarakat.
g.
Pencatatan
Kelahiran dan Kematian Ibu dan Bayi
Materi lain yang penting dalam pembinaan dukun adalah pencatatan
kelahiran dan kematian. Pemberian materi pencatatan kelahiran dan kematian di
tujukan untuk mempermudah dalam pendataan jumlah kelahiran dan kematian di
suatu wilayah atau desa, serta bermanfaat dalam pelaksanaan proses audit
apabila ada kematian baik ibu maupun bayi.
E.
Langkah – Langkah Pembimbinaan
Dukun
Pembinaan dukun di lakukan dengan memperhatikan kondisi, adat, dan
peraturan dari masing – masing daerah atau dukun berasal, karena tidaklah mudah
mengajak seorang dukun untuk mengikuti pembinaan. Beberapa langkah yang dapat
di lakukan bidan dalam pembinaan dukun adalah sebagai berikut :
1.
Meminta bantuan
pamong desa untuk memotivasi dukun bayi agar bersedia mengikuti pelatihan –
pelatihan dukun yang di selenggarakan.
2.
Mengajak dukun
bayi yang sudah di latih untuk ikut serta memberikan penyuluhan dan membantu
melakukan deteksi dini ibu risiko tinggi di posyandu maupun pada kegiatan –
kegiatan yang ada di masyarakat.
F.
Hambatan Solusi dalam
Pembinaan Dukun
Hambatan – hambatan yang sering di jumpai dalam melakukan
pembinaan dukun di masyarakat di antaranya adalah sebagai berikut :
1.
Sikap Dukun yang
Kurang Kooperatif
Faktor yang menyebabkan sikap dukun tidak kooperatif adalah adanya
perasaan malu apabila di latih oleh bidan, dukun merasa tersaingi oleh bidan,
dan dukun terlalu idealis dengan cara pertolongan persalinan yang di lakukan.
Solusi :
Informasikan dan tekankan kepada dukun bahwa pembinaan yang di
lakukan bukan untuk melakukan perubahan metode atau kebiasaan yang di lakukan
oleh dukun dalam melakukan pertolongan persalinan atau untuk bersaing. Akan
tetapi, pembinaan yang di lakukan bertujuan untuk memberikan suatu pemahaman
baru dalam pelayanan kebidanan. Bidan harus mengajak dukun untuk bekerja sama
dengan cara memberikan imbalan sebagai ucapan terima kasih. Libatkan dukun dalam
perawatan bayi baru lahir, misalnya memandikan bayi.
2.
Kultur yang Kuat
Sosial budaya mengenai dukun yang merupakan hambatan dalam upaya
pembinaan dukun adalah sebagai berikut :
a.
Dukun bayi
biasanya adalah orang yang di kenal masyarakat setempat.
b.
Kepercayaan
masyarakat terhadap dukun di peroleh secara turun temurun.
c.
Dukun bayi masih memiliki peranan penting bagi
perempuan di pedesaan.
d.
Biaya pertolongan
persalinan dukun jauh lebih murah daripada tenaga kesehatan.
e.
Pelayanan dukun di
lakukan sampai ibu selesai masa nifas.
f.
Masyarakat
masih terbiasa dengan cara – cara tradisional.
Solusi :
Lakukan berbagai metode pendekatan dengan tokoh – tokoh
masyarakat, misalnya pamong desa, para petua – petua desa, tokoh agama yang
sangat berpengaruh pada pola pikir masyarakat dengan memberikan penjelasan
pentingnya pembinaan dukun, sehingga tokoh – tokoh masyarakat dapat melakukan
advokasi kepada masyarakat, dan dapat memperbaiki kebudayaan yang melekat pada
diri masyarakat yang dapat merugikan kesehatan terutama kesehatan ibu dan bayi.
3.
Sosial Ekonomi
Masyarakat denagn sosial ekonomi rendah atau miskin dengan
pendidikan yang rendah cenderung mencari pertolongan persalinan pada dukun.
Masyarakat yang demikian beranggapan bahwa dukun adalah seorang pahlawan,
karena melahirkan di dukun lebih murah, dukun bersedia di bayar dengan barang,
dan pembayarannya dapat di angsur.
Solusi :
Sosialisasikan atau apabila di butuhkan musyawarahkan dengan
masyarakat tentang biaya persalinan di tenaga kesehatan (bidan). Bidan harus
dapat bekerja sama dengan masyarakat mengenai persalinan, berdayakan masyarakat
dalam upaya meningkatkan kesehatan ibu dan bayi dengan pertolongan persalinan
di tenaga kesehatan. Bidan dapat bekerja sama dengan masyarakat untuk melakukan
pemetaan ibu hamil, membentuk tabungan ibu bersalin (Tabulin), donor darah
berjalan, dan ambulans desa.
4.
Tingkat pendidikan
Kebanyakan di masyarakat, dukun adalah orang tua yang harus di
hormati dan mempunyai latar belakang pendidikan rendah. Oleh karena dukun
memliki latar belakang pendidikan rendah, sehingga tidak jarang dukun sulit
untuk menerima pemahaman dan pengetahuan baru.
Solusi :
Bidan harus memiliki ketrampilan komunikasi interpersonal dan
memahami tradisi setempat untuk melakukan pendekatan dan pembinaan ke dukun –
dukun. Lakukan pendekatan sesuai dengan tingkat pendidikan dukun, sehingga
mereka dapat memahami dan menerima pengetahuan serta pemahaman baru khususnya
mengenai kahamilan, persalinan, nifas, dan bayi baru lahir.


