Seringkali cuci tangan hanya selewatan
saja di bawah kran, tanpa repot pakai sabun tentunya. Pakai sabun, kan, bikin
lama. Harus dibilas lagi. Kalau sedang bepergian apalagi, paling cuma pakai
hand sanitizer. Kecuali mungkin kalau habis makan lesehan atau ayam goreng yang
langsung dengan tangan, pasti pakai sabun, lah, ya.
Tapi apa cara cuci tangan dengan sabunnya sudah benar?
Mommiesdaily sudah beberapa kali menulis tentang cara cuci tangan dengan sabun (CTPS) yang dianjurkan. Ternyata
bahkan WHO (World Health Organization) pun membuat panduan cara cuci tangan
yang memenuhi standar kesehatan dengan memaksimalkan area tangan yang
dibersihkan. Tahap-tahapnya adalah:
12 langkah cuci tangan sesuai standar yang telah
ditetapkan oleh WHO
- Basahi kedua tangan dengan air mengalir.
- Beri sabun secukupnya.
- Gosok kedua telapak tangan dan punggung tangan.
- Gosok sela-sela jari kedua tangan.
- Gosok kedua telapak dengan jari-jari rapat.
- Jari-jari tangan dirapatkan sambil digosok ke telapak tangan, tangan kiri ke kanan, dan sebaliknya.
- Gosok ibu jari secara berputar dalam genggaman tangan kanan, dan sebaliknya.
- Gosokkan kuku jari kanan memutar ke telapak tangan kiri, dan sebaliknya.
- Basuh dengan air.
- Keringkan tangan dengan tisu (handuk tidak direkomendasikan karena lembab terus menerus malah menyimpan bakteri).
- Matikan kran air dengan tisu.
- Tangan sudah bersih.
Menurut Dr. Wani Devita Gunardi, SpMK, ahli mikrobiologi
dari Eka Hospital yang menjadi nara sumber dalam acara konferensi pers dalam
rangka menyambut Hari Cuci Tangan Sedunia (Global Handwashing Day)
tanggal 15 Oktober. Cara mencuci tangan seperti ini lebih efektif untuk:
- Menurunkan kasus penyakit diare sebanyak 31%.
- Mengurangi angka kesakitan akibat diare pada pasien imunokompromis hingga 58%.
- Menurunkan penyakit ISPA sampai 45%.
- Dan 0.5-0.8 per mil kasus hidrocephalus dan 1% kasus kelainan jantung bawaan diketahui berhubungan dengan kebersihan diri dan lingkungan di saat hamil yang bisa dicegah dengan kebiasaan CTPS.
Penelitian terbaru dalam Journal of Environmental
Research and Public Health menemukan, saat seseorang mencuci tangannya dengan
sabun dan air menghilangkan 92% organisme (penyebab penyakit infeksi) di
tangan.
Untuk keadaan darurat, hand sanitizer apa masih layak
dipakai? Bila tangan tidak nyata-nyata terlihat kotor, boleh-boleh saja kata
dr. Wani. Tapi kalau tangan sangat kotor, tetap harus menggunakan air mengalir
dan sabun walau tidak harus sabun yang berembel-embel anti bakteri atau anti
septik.Lalu kapan, sih, kita harus cuci tangan?
Pada dasarnya ini tergantung aktivitas kita. Misalnya dokter yang sehari-hari mengunjungi dan memeriksa pasien di rumah sakit, maka sebagian kewajiban mencuci tangan diantaranya saat sebelum dan setelah memeriksa pasien. Sedangkan untuk kita, kurang lebih saat:
- sebelum menyiapkan makanan.
- sebelum makan.
- setelah dari kamar kecil.
- setelah batuk/bersin.
- setelah memakai sarung tangan.



