1.
Pengertian
Bayi besar adalah bayi
lahir yang beratnya lebih dari 4000 gram. menurut
kepustakaan bayi yang besar baru dapat menimbulkan dytosia kalau
beratnya melebihi 4500gram. Kesukaran yang ditimbulkan dalam persalinan adalah
karena besarnya kepala atau besarnya bahu. Karena regangan dinding rahim oleh
anak yang sangat besar dapat menimbulkan inertia dan kemungkinan perdarahan
postpartum lebih besar.
2.
Etiologi
a.
Diabetes
Kehamilan merupakan sesuatu keadaan diabetogenik dengan resistensi insulin
yang meningkat dan ambilan glukosa perifer yang menurun akibat hormone plasenta
yang memiliki aktivitas anti-insulin. Dengan cara ini janin dapat menerima
pasokan glukosa secara kontinu. Insidennya 3-5% dari seluruh kehamilan.
b.
Keturunan (orang tuanya besar-besar)
Seorang ibu hamil gemuk beresiko 4 sampai 12 kali untuk melahirkan bayi
besar. Bayi besar dapat disebabkan berat badan ibu yang berlebihan baik sebelum
hamil (obesitas) maupun kenaikannya selama hamil lebih dari 15 kg.
c.
Multiparitas dengan riwayat makrosomia sebelumnya.
Bila bumil punya riwayat melahirkan bayi makrosomia sebelumnya, maka ia
beresiko 5-10 kali lebih tinggi untuk kembali melahirkan bayi makrosomia
dibandingkan wanita yang belum pernah melahirkan bayi makrosomia karna umumnya
berat seorang bayi yang akan lahir berikutnya bertambah sekitar 80-120 gr. Bayi
besar (bayi dengan berat badan lebih dari 4000 gr) dan sering terjadi pada ibu
yang telah sering melahirkan (multipara) dibandingkan dengan kehamilan pertama.
3.
Faktor-Faktor Makrosomia
a.
Bayi dan ibu yang menderita diabetes sebelum hamil dan bayi dari ibu yang
menderita diabetes selama kehamilan.
b.
Terjadinya obesitas pada ibu juga dapat menyebabkan kelahiran bayi besar
(bayi giant).
c.
Pola makan ibu yang tidak seimbang atau berlebihan juga mempengaruhi
kelahiran bayi besar.
4.
Tanda dan Gejala
a.
Besar untuk usia gestasi
b.
Riwayat intrauterus dari ibu diabetes dan polihidramnion
c.
Pemantauan glukosa darah, kimia darah, analisa gas darah
d.
Hemoglobin (Hb), Hematokrit (Ht)
5.
Pencegahan
Pencegahan
dilakukan dengan melakukan penimbangan berat badan ibu secara teratur,
pengukuran tinggi fundus uteri dan pola makan yang benar, ANC teratur, USG; pemeriksaan
besar bayi dengan USG akan memberikan ketepatan sampai 90%, sedangkan dengan
pemeriksaan fisik saja misal dengan berat badan ibu dan tinggi fundus uteri
memberikan ketepatan sampai 50%.
6.
Komplikasi
Bayi besar yang
sedang berkembang merupakan suatu indikator dari efek ibu. Walaupun dikontrol
dengan baik dapat timbul pada janin, maka sering disarankan persalinan yang
lebih dini sebelum aterm. Biasanya dinilai pada sekitar kehamilan 38
minggu. Penilaian yang seksama terhadap pelvis ibu .Tingkat penurunan kepala
janin dan diatas serviks. Bersama dengan pertimbangan terhadap riwayat
kebidanan sebelumnya. Jika tidak maka persalinan dilakukan dengan seksio
sesarea yang direncanakan. Resiko dari trauma lahir yang tinggi jika bayi lebih
besar dibandingkan panggul ibunya perdarahan intrakranial, distosia bahu,
ruptur uteri,serviks, vagina, robekan perineum dan fraktur anggota gerak
merupakan beberapa komplikasi yng mungkin terjadi. Jika terjadi
penyulit-penyulit ini dapat dinyatakan sebagai penatalaksanaan yang salah.
Karena hal ini sebenarnya dapat dihindarkan dengan seksio sesarea yang
terencana. Walaupun demikian, yang perlu dingat bahwa persalinan dari bayi
besar (baby giant) dengan jalan abdominal bukannya tanpa resiko dan hanya dapat
dilakukan oleh dokter bedah kebidanan yang terampil
7.
Penanganan
a.
Periksa kehamilan di pos bidan desa atau puskesmas baik itu dilakukan oleh
bidan maupun dokter umum akan menjadi tempat skrining awal, ada tidaknya
masalah seorang ibu.
b.
Dengan periksa hamil teratur dapat ditekan risiko komplikasi bagi ibu yang
sering terjai akibat bayi besar.
c.
Segera dirujuk kerumah sakit untuk konfirmasi pemeriksaan sonografi/sesar
pada saat menjelang persalinan.
d.
Pemeriksaan kadar gula darah.
8.
Penatalaksanaan Medis
Pemeriksaan klinik dan ultrasonografi yang seksama
terhadap janin yang sedang tumbuh, disertai dengan faktor-faktor yang diketahui
merupakan predisposisi terhadap makrosomia (bayi besar) memungkinkan
dilakukannya sejumlah kontrol terhadap pertumbuhan yang berlebihan. Pemantauan glukosa
darah ( Pada saat datang atau umur 3 jam, kemudian tiap 6 jam sampai 24
jam atau bila kadar glukosa ≥ 45 gr% dua kali berturut-turut). Pemantauan elektrolit
Pemberian glukosa parenteral sesuai indikasi Bolus glukosa parenteral sesuai
indikasi Hidrokortison 5 mg/kg/hari IM dalam dua dosis bila pemberian glukosa
parenteral tidak efektif.
9.
Alasan Merujuk
Bila dijumpai diagnosis makrosomia, maka bidan harus
segera membuat rencana asuhan kebidanan untuk segera
diimplementasikan, tindakan tersebut adalah merujuk klien. Alasan dilakukannya
rujukan adalah untuk mengantisipasi adanya masalah-masalah terhadap janin dan
juga ibunya.
10.
Masalah potensial yang akan dialami adalah:
a.
Resiko dari trauma lahir yang tinggi jika bayi lebih besar dibandingkan
panggul ibunya perdarahan intracranial
b.
Distosia bahu
c.
Ruptur uteri
d.
Robekan perineum
e.
Fraktur anggota gerak
11.
Tindakan Selama Rujukan :
a.
Memberikan pengertian kepada ibu bahwa kehamilan ini harus dirujuk ke Rumah
Sakit karena bidan tidak mempunyai kapasitas untuk menganganinya.
b.
Apabila ibu tidak bersedia dirujuk maka akan terjadi kemungkinan yang tidak
diharapkan baik bagi ibu maupun janin. Seperti : Resiko dari trauma lahir,
distosia bahu, robekan perineum, dll.
c.
Mendampingi ibu dan keluarga selama di perjalanan.
d.
Memberikan semangat kepada ibu bahwa kehamilan ini akan tertangani dengan
baik oleh tenaga kesehatan di tempat rujukan. Ibu agar tetap berdoa dan
berusaha berpikir positif.