Asuhan antenatal adalah suatu program yang terencana
berupa observasi, edukasi dan penanganan medik pada ibu hamil, untuk memperoleh
suatu proses kehamilan dan persalinan yang aman dan memuaskan.
Ante Natal Care adalah merupakan cara penting untuk memonitoring dan
mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan
normal, ibu hamil sebaiknya dianjurkan mengunjungi bidan atau dokter sedini
mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan dan asuhan
antenatal (Prawirohardjo. S, 2006 :52).
Pelayanan antenatal.
Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga
profesional (dokter spesialis kebidanan, dokter umum, bidan, pembantu bidan dan
perawat bidan) untuk ibu selama masa kehamilannya, sesuai dengan standard
minimal pelayanan antenatal yang meliputi 5T yaitu timbang berat badan, ukur
tinggi badan, ukur tekanan darah, pemberian imunisasi TT, ukur tinggi fundus
uteri dan pemberian tablet besi minimal 90 tablet selama masa kehamilan.
Tujuan:
1. menjaga agar ibu sehat selama masa kehamilan, persalinan
dan nifas serta mengusahakan bayi yang dilahirkan sehat.
2. memantau kemungkinan adanya risiko-risiko kehamilan, dan
merencanakan penatalaksanaan yang optimal terhadap kehamilan risiko tinggi.
3. menurunkan morbiditas dan mortalitas ibu dan perinatal.
Status generalis /
pemeriksaan umum.
Penilaian keadaan umum, kesadaran, komunikasi/kooperasi. Tanda
vital (tekanan darah, nadi, suhu, pernapasan), tinggi/berat badan. Kemungkinan
risiko tinggi pada ibu dengan tinggi < 145 cm, berat badan 75 kg. Batas
hipertensi pada kehamilan yaitu 140/90 mmHg (nilai diastolik lebih bermakna
untuk prediksi sirkulasi plasenta). Kepala ada/tidaknya nyeri kepala (anaemic
headache nyeri frontal, hypertensive / tension headache nyeri suboksipital
berdenyut). Mata konjungtiva pucat / tidak, sklera ikterik / tidak.
Mulut / THT ada tanda radang / tidak, lendir, perdarahan gusi, gigi-geligi.
Paru / jantung / abdomen inspeksi palpasi perkusi auskultasi umum. Ekstremitas
diperiksa terhadap edema, pucat, sianosis, varises, simetri (kecurigaan polio, mungkin
terdapat kelainan bentuk panggul). Jika ada luka terbuka atau fokus infeksi
lain harus dimasukkan menjadi masalah dan direncanakan penatalaksanaannya.
Status obstetricus /
pemeriksaan khusus obstetric
Abdomen
Inspeksi : membesar/tidak (pada kehamilan muda pembesaran
abdomen mungkin belum nyata).
Palpasi : tentukan tinggi fundus uteri (pada kehamilan muda
dilakukan dengan palpasi bimanual dalam, dapat diperkirakan ukuran uterus -
pada kehamilan lebih besar, tinggi fundus dapat diukur dengan pita ukuran
sentimeter, jarak antara fundus uteri dengan tepi atas simfisis os pubis).
Salah satu pemeriksaan yang dilakukan saat Ante Natal Care
adalah pemeriksaan Leopold. Pemeriksaan ini terdiri dari 4 tindakan yang
masing-masing dilakukan untuk mengetahui presentasi (kedudukan) bagian tubuh
janin dalam uterus (rahim).
Leopold I
Bertujuan untuk menentukan usia kehamilan dan juga untuk mengetahui
bagian janin apa yang terdapat di fundus uteri (bagian atas perut ibu).
Teknik pemeriksaan :
Pemeriksa menghadap ke kepala pasien, gunakan ujung jari kedua
tangan untuk meraba fundus.
Mengetahui bagian janin
apa yang terdapat di fundus uteri
Apabila kepala janin teraba di bagian fundus, yang akan teraba
adalah keras,bundar dan melenting (seperti mudah digerakkan).
Apabila bokong janin teraba di bagian fundus, yang akan terasa
adalah lunak, kurang bundar, dan kurang melenting.
Fundus kosong apabila posisi janin melintang pada rahim.
Menentukan usia kehamilan
Pada usia kehamilan 12 minggu, fundus dapat teraba 1-2 jari di
atas simpisis.
Pada usia kehamilan 16 minggu, fundus dapat teraba di antara
simpisis dan pusat.
Pada usia kehamilan 20 minggu, fundus dapat teraba 3 jari di
bawah pusat.
Pada usia kehamilan 24 minggu, fundus dapat teraba tepat di
pusat.
Pada usia kehamilan 28 minggu, fundus dapat teraba 3 jari di
atas pusat.
Pada usia kehamilan 32 minggu, fundus dapat teraba di
pertengahan antara prosesus xipoideus dan pusat.
Pada usia kehamilan 36 minggu, fundus dapat teraba 3 jari di
bawah prosesus xipoideus.
Pada usia kehamilan 40 minggu, fundus dapat teraba di
pertengahan antara prosesus xipoideus dan pusat. (Lakukan konfirmasi dengan
wawancara dengan pasien untuk membedakan dengan usia kehamilan 32 minggu).
Leopold II
Bertujuan untuk menentukan di mana letak punggung ataupun kaki janin pada kedua sisi perut ibu.
Teknik pemeriksaan
Menghadap ke kepala pasien, letakkan kedua tangan pada kedua
sisi perut ibu, raba (palpasi) kedua bagian sisi perut ibu.
Menentukan di mana letak punggung ataupun kaki janin pada kedua sisi perut ibu
Bagian punggung akan teraba jelas, rata, cembung, kaku/tidak
dapat digerakkan.
Bagian-bagian kecil (tangan dan kaki) akan teraba kecil,
bentuk/posisi tidak jelas dan menonjol, kemungkinan teraba gerakan kaki janin
secara aktif maupun pasif.
Leopold III
Bertujuan untuk menentukan bagian janin apa (kepala atau bokong)
yang terdapat di bagian bawah perut ibu, serta apakah bagian janin tersebut
sudah menyentuh pintu atas panggul.
Teknik pemeriksaan
Pemeriksa hanya menggunakan satu tangan. (Lihat gambar)
Bagian yang teraba, bisa kepala, bisa juga bokong (Lihat Leopold
II)
Cobalah apakah bagian yang teraba itu masih dapat digerakkan
atau tidak. Apabila tidak dapat digoyangkan, maka janin sudah menyentuh pintu
atas panggul.
Leopold IV
Bertujuan untuk mengkonfirmasi ulang bagian janin apa yang
terdapat di bagian bawah perut ibu, serta untuk mengetahui seberapa jauh bagian
bawah janin telah memasuki pintu atas panggul.
Teknik pemeriksaan
Pemeriksa menghadap kaki pasien
Dengan kedua tangan ditentukan bagian janin apa (bokongkah atau
kepalakah?) yang terletak di bagian bawah perut ibu.
Mengetahui seberapa jauh bagian bawah janin telah memasuki pintu
atas panggul
Apabila konvergen (jari-jari kedua tangan bertemu), berarti baru
sedikit janin memasuki pintu atas panggul. Apabila divergen (jarak antara kedua
jari pemeriksa jauh), janin (kepala janin) telah banyak memasuki pintu atas
panggul).
Auskultasi
: dengan stetoskop kayu Laennec atau alat Doppler yang ditempelkan di daerah
punggung janin, dihitung frekuensi pada 5 detik pertama, ketiga dan kelima, kemudian
dijumlah dan dikalikan 4 untuk memperoleh frekuensi satu menit. Sebenarnya
pemeriksaan auskultasi yang ideal adalah denyut jantung janin dihitung
seluruhnya selama satu menit. Batas frekuensi denyut jantung janin normal
adalah 120-160 denyut per menit. Takikardi menunjukkan adanya reaksi kompensasi
terhadap beban / stress pada janin (fetal stress), sementara bradikardi
menunjukkan kegagalan kompensasi beban / stress pada janin (fetal
distress/gawat janin).
Genitalia eksterna
Inspeksi luar : keadaan vulva / uretra, ada tidaknya tanda
radang, luka / perdarahan, discharge, kelainan lainnya. Labia dipisahkan dengan
dua jari pemeriksa untuk inspeksi lebih jelas. Inspeksi dalam menggunakan
spekulum (in speculo) : Labia dipisahkan dengan dua jari pemeriksa, alat
spekulum Cusco (cocorbebek) dimasukkan ke vagina dengan bilah vertikal kemudian
di dalam liang vagina diputar 90o sehingga horisontal, lalu dibuka. Deskripsi
keadaan porsio serviks (permukaan, warna), keadaan ostium, ada/tidaknya
darah/cairan/ discharge di forniks, dilihat keadaan dinding dalam vagina,
ada/tidak tumor, tanda radang atau kelainan lainnya. Spekulum ditutup
horisontal, diputar vertikal dan dikeluarkan dari vagina.
Genitalia interna
Palpasi : colok vaginal (vaginal touché) dengan dua jari sebelah
tangan dan bimanual dengan tangan lain menekan fundus dari luar abdomen.
Ditentukan konsistensi, tebal, arah dan ada/tidaknya pembukaan serviks.
Diperiksa ada/tidak kelainan uterus dan adneksa yang dapat ditemukan.
Ditentukan bagian terbawah.
Pada pemeriksaan di atas 34-36 minggu dilakukan perhitungan
pelvimetri klinik untuk memperkirakan ada/tidaknya disproporsi
fetopelvik/sefalopelvik.
Kontraindikasi relatif colok vaginal adalah :
1. perdarahan per vaginam pada kehamilan
trimester ketiga, karena kemungkinan adanya plasenta previa, dapat menjadi
pencetus perdarahan yang lebih berat (hanya boleh dilakukan di meja operasi,
dilakukan dengan cara perabaan fornices dengan sangat hati-hati).
2. ketuban pecah dini - dapat menjadi
predisposisi penjalaran infeksi (korioamnionitis). Pemeriksaan dalam (vaginal
touché) seringkali tidak dilakukan pada kunjungan antenatal pertama, kecuali
ada indikasi. Umumnya pemeriksaan dalam yang sungguh bermakna untuk kepentingan
obstetrik (persalinan) adalah pemeriksaan pada usia kehamilan di atas 34-36
minggu, untuk memperkirakan ukuran, letak, presentasi janin, penilaian serviks
uteri dan keadaan jalan lahir, serta pelvimetri klinik untuk penilaian kemungkinan
persalinan normal pervaginam. Alasan lainnya, pada usia kehamilan kurang dari
36 minggu, elastisitas jaringan lunak sekitar jalan lahir masih minimal, akan
sulit dan sakit untuk eksplorasi.
Pemeriksaan rektal (rektal touché) : dilakukan atas indikasi.